Jumat, 19 Juni 2015

Manajemen Pemasaran

MANAJEMEN PEMASARAN


Sumber pustaka untuk mata kuliah Dasar-dasar Pemasaran:

1.   Kotler P., & Amstrong, G., “Principles of Marketing”, Pearson International Edition, 2006 New Jersey, Eleventh Edition.

2.   Kotler P., et al.  Marketing Management, An Asian Perspektif, Prentise Hall, 1996 Singapore.

3.   Kotler, P., & Keller, K.L., “Marketing Management, 12e”, Pearson International Edition, 2006, New Jersey

Tata tertib perkuliahan:

1.    Kehadiran: mahasiswa wajib hadir minimal 9 x pertemuan.
(ijin karena sakit, tugas, atau bolos dll. maksimal 35 % atau setara 5 x pertemuan).

2.    Ketentuan keterlambatan hadir yang ditoleransi maksimum 15 menit dari jam mulai perkuliahan.

3.    Ketentuan Nilai Akhir Semester dihitung berdasarkan:
·       Bobot nilai kehadiran 10%
·       Tugas dan Quiz bobot nilai 30 %
·       UTS bobot nilai 30 %
·       UAS bobot nilai 30 %

4.    Kebijakan untuk nilai “tanggung”!
Nilai hurup    Min       Maks
    A                  80          100
    B+               74            79
    B                  68            73
    C+               62            67
    C                 56            61
    D                 45            55
    E                   0            44                                

5. Pakaian dll.









Bab I. Defining Marketing and the Marketing Process

Marketing: Managing Profitable Customer Relationships

Tujuan Instruksional khusus (TIK) dari bab ini ialah setelah mempelajarinya, anda diharapkan mampu:
1.    Mendefinisikan marketing dan garis besar langkah-langkah dalam proses marketing.
2.   Menjelaskan pentingnya memahami kustomer dan pasar, dan mengindentifikasi lima konsep inti pasar.
3.   Mengidentifikasi elemen-elemen kunci strategi marketing yang dipengaruhi kustomer dan mendiskusikan orientasi-orientasi manajemen marketing yang mengarahkan strategi marketing.
4.   Mendiskusikan manajemen hubungan kustomer, dan mengidentifikasi strategi-strategi untuk menciptakan value bagi kustomer dan mendapatkan value dari kustomer sebagai imbalannya.
5.   Menjelaskan trend dan kekuatan-kekuatan utama atau penting yang dapat merubah landskap marketing di era hubungan ini.


Previewing the Concepts

“Welcome to the exciting world of marketing !”  Bab ini dimulai dengan mengenalkan kepada anda konsep-konsep dasar.


I.  What is Marketing?

Definisi sederhana marketing: “Marketing is managing profitable customer relationships.”
The twofold goal of marketing is to attract new customers by promising superior value and to keep and grow current customers by delivering satisfaction (Tujuan ganda marketing ialah untuk menarik customer baru dan menjanjikan nilai superior, mempertahankan serta meningkatkan customer-customer yang ada dengan cara memberikan  atau mendelivery kepuasan).

(Wal-Mart menjadi retailer terkemuka di dunia dan perusahaan terbesar dunia, dengan mendeliveri atau  memenuhi janjinya (delivering on its promise): “Always low prices, Always !” Di Disney theme parks, “imagineers” mengerjakan sesuatu yang menakjubkan dalam pencarian mereka untuk “make a dream come true today.” Pimpinan Dell, industri computer pribadi (PC) dengan konsisten membuat apa-apa yang dijanjikan dengan baik “be direct.” Dell membuat produknya mudah bagi pelanggan dengan mendisain komputer sesuai keinginan (pelanggan) dan mendeliverinya dengan cepat. Perusahaan ini dan yang lainnya menyadari bahwa jika mereka peduli pada pelanggannya, pangsa pasar dan profit akan mengikuti.

Perusahaan-perusahaan yang berhasil ini, mempunyai satu kesamaan secara umum:
  • Mereka sangat fokus pada pelanggan dan benar-benar menjalankan marketing dengan serius (committed to marketing).
  • Perusahaan-perusahaan ini sama-sama berkeinginan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan kustomer yang mereka pilih atau tetapkan sebagai pasar target.
  • Perusahaan memotivasi setiap orang dalam organisasi untuk mendukung, membangun hubungan-hubungan pelanggan yang berkelanjutan melalui kepuasan dan nilai pelanggan yang superior.

Buku ini akan memberikan anda pengantar yang lengkap dan formal mengenai konsep-konsep dasar dan praktek-praktek marketing sekarang ini. Pada bab ini, dimulai dengan mendefinisikan marketing dan proses marketing.
1.1 Marketing Defined

Pengertian lama, marketing yakni melakukan suatu penjualan -- telling and selling -- tapi dalam pengertian baru yaitu “satisfying customer needs.”

Sehingga menjual (selling) dan mengiklankan (advertising) hanyalah bagian dari sebuah bauran pemasaran yang besar (a larger marketing mix)satu set perangkat marketing yang bekerja-sama/saling terkait (work together) untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan pelanggan dan membangun hubungan-hubungan pelanggan.

Definisi yang lebih luas, marketing ialah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu-individu dan kelompok-kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan (creating) dan pertukaran (exchanging) nilai/value dengan (pihak) lain.

Dalam konteks bisnis yang lebih sempit, “Marketing as the process by which companies create value for customers and build strong customer relationships in order to capture value from customers in return.”
Dalam konteks keilmuan, Manajemen Pemasaran sebagai ilmu dan seni memilih pasar-pasar target dan mendapatkan, mempertahakan

Berdasarkan Asosiasi Pemasaran Amerika:
Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan (delivering) nilai kepada kustomer dan untuk mengelola hubungan-hubungan kustomer dalam cara-cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik saham.

Sebagai ilmu, Manajemen Pemasaran ialah ilmu dan seni memilih pasar-pasar target dan mendapatkan, mempertahankan, menumbuhkan/meningkatkan kustomer melalui penciptaan, penyampaian, dan mengkomunikasikan nilai kustomer yang superior.

1.2 The Marketing Process

Figure 1.1 menampilkan model lima langkah sederhana mengenai proses marketing. Pada empat langkah pertama, perusahaan-perusahaan berusaha untuk memahami konsumer, menciptakan nilai kustomer (create customer value), dan membangun hubungan-hubungan kustomer yang kuat.
Pada langkah terakhir, perusahaan-perusahaan memperoleh (reap) reward dari penciptaan nilai kustomer yang superior. Dengan menciptakan value for customers, mereka akhirnya mendapatkan value dari konsumer dalam bentuk: sales, profits, and long-term customer equity.


II. Understanding the Marketplace and Consumer Needs

Berikut pembahasan mengenai lima konsep inti pelanggan (customer) dan marketplace: needs, wants, and demands; marketing offers (products, services, and experiences); value and satisfaction; exchanges and relationships; and markets.

2.1 Customer Needs, Wants, and Demands

Human needs are states of felt deprivation. Termasuk di dalamnya kebutuhan-kebutuhan fisik, social, dan individual. Kebutuhan-kebutuhan adalah bagian dasar untuk manusia bertahan hidup.
Wants are the form human needs take as they are shaped by culture and individual personality.
Bila wants diikuti dengan kemampuan membeli (buying power), maka wants (berubah) menjadi demands/permintaan.

Perusahaan-perusahaan yang aktivitas marketingnya luar biasa, sudah sejak lama melakukan studi-studi dan memahami kebutuhan, keinginan-keinginan, dan permintaan-permintaan kustomer mereka. Mereka melakukan riset-riset konsumer dan menganalisa jutaan (mountains) data-data kustomer. Karyawan-karyawan mereka di semua level -- termasuk manajemen puncak -- tetap mengusahakan dekat dengan kustomer. Sebagai contoh, eksekutif puncak di Wal-Mart menggunakan dua hari setiap minggu mengunjungi toko-toko dan berbincang-bincang dengan customer. Direktur utama dan CEO Harley-Davidson secara teratur bepergian dengan kendaraan Harley bersama-sama dengan para kustomer (Harley users) yang tujuannya untuk mendapatkan umpan balik dan ide-ide.
Di Procter & Gamble, raksasa produk-produk konsumer, para eksekutif puncak bahkan mendatangi konsumer umum ke rumah-rumah mereka dan melakukan shopping trips. Salah seorang eksekutif P&G mengatakan: “We read the data and look at the charts, but to shop (with consumers) spend it on things that are more important--- that important to us to keep front and center.”

2.2 Marketing offers – Products, Services, and Experiences

Kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan konsumer akan terpenuhi melalui sebuah penawaran-penawaran marketing (marketing offers) – suatu kombinasi dari produk-produk, jasa-jasa, informasi-informasi, atau pengalaman-pengalaman yang ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi suatu kebutuhan atau keinginan.
Kebanyakan penjual (sellers) membuat kesalahan-kesalahan dengan memberikan lebih banyak perhatian khususnya ke produk-produk yang mereka tawarkan daripada benefit-benefit dan pengalaman-pengalaman yang diakibatkan oleh produk-produk tersebut. Para seller  ini menderita apa yang disebut “marketing myopia.” Mereka begitu terpaku (taken with) pada produk-produk sehingga mereka hanya fokus pada keinginan-keinginan seller dan kehilangan pandangan dari sudut kebutuhan kustomer. Mereka lupa bahwa sebuah produk hanyalah sebuah alat untuk memecahkan sebuah masalah konsumer.

Sebuah pabrikan penghasil alat bor ¼ inch mungkin mengira bahwa kustomer membutuhkan sebuah alat bor tersebut. Tapi apa yang sesungguhnya dibutuhkan kustomer ialah sebuah lubang seukuran ¼ inch. Para seller akan bermasalah jika sebuah produk baru yang muncul memenuhi kebutuhan kustomer lebih baik atau lebih murah. Kustomer akan mempunyai kebutuhan yang sama tapi akan menginginkan produk yang baru/berbeda.

Marketer yang cerdas melihat di luar atau melihat jauh melebihi dari sifat-sifat produk dan jasa yang mereka jual. Dengan menyelaraskan beberapa jasa-jasa dan produk-produk, mereka menciptakan pengalaman-pengalaman brand (brand experiences) untuk konsumer.

Sebagai contoh, Disney World ialah sebuah pengalaman. Anda melakukan kunjungan ke Web-site Sony, playstation.com, maka anda tidak hanya melihat a NASCAR race; anda akan membenamkan (immerse) diri ke dalam pengalaman the NASCAR.

Salah seorang pakar marketing mengatakan:”What consumers really want (are offers) that dazzle (mempesona) their senses, touch their hearts, and stimulate their minds. They want (offers) that deliver an experience.”

2.3 Customer Value and Satisfaction

Para marketer harus berhati-hati untuk menetapkan harapan-harapan pada pada level yang tepat. Nilai kustomer dan kepuasan kustomer adalah “key building blocks” untuk mengembangkan dan mengelola hubungan-hubungan customer.

2.4 Exchanges and Relationships

Exchange atau pertukaran ialah tindakan mendapatkan objek yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalannya.
Marketing terdiri dari tindakan-tindakan yang diambil untuk membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan pertukaran yang diinginkan (desirable exchange relationships) dengan audien target melibatkan suatu produk, jasa, ide, atau objek lain.

2.5 Markets
Konsep-konsep pertukaran dan hubungan-hubungan mengarah ke konsep suatu pasar. Sebuah pasar ialah sekumpulan pembeli aktual dan potensial dari suatu produk. Pembeli-pembeli ini berbagi suatu kebutuhan khusus atau keinginan yang dapat terpenuhi melalui hubungan pertukaran.

Marketing berarti mengelola pasar-pasar untuk menghasilkan hubungan-hubungan customer yang menguntungkan. Akan tetapi, menciptakan  hubungan-hubungan ini perlu kerja. Para penjual harus mencari para pembeli, mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan mereka, mendisain penawaran marketing yang baik, menetapkan harga-harga untuk mereka (pembeli), mengenalkan (promote) kepada mereka, dan menyimpan serta mendeliveri ke mereka.
Aktivitas-aktivitas seperti pengembangan produk, riset, komunikasi, distribusi, pricing, dan pelayanan adalah aktivitas-aktivitas inti marketing (core marketing activities).
Meskipun kita umumnya menganggap bahwa marketing dijalankan oleh seller, pembeli (buyers) juga melakukan marketing. Konsumer melakukan marketing ketika mereka mecari barang-barang yang mereka perlukan sesuai harga yang mereka sanggupi (they can afford). Agen-agen atau petugas pembelian dari perusahaan melakukan marketing sewaktu mereka  mencari penjual (track down) dan tawar-menawar untuk syarat-syarat yang baik.

Figure 1.2 memperlihatkan unsur-unsur utama dalam suatu sistem marketing modern.

Walt-Mart tidak akan bisa memenuhi janjinya untuk harga-harga yang murah (low prices), kecuali para suplaiernya menyediakan barang-barang pada harga-harga rendah. Demikian juga Ford, tidak bisa mendeliveri kualitas tinggi kepada para pembeli mobil, terkecuali para dealernya menyediakan pelayanan-pelayanan yang prima (out-standing services).


III. Designing a Customer-Driven Marketing Strategy

Setelah benar-benar memahami konsumen dan pasar, manajemen pemasaran dapat merancang atau medesain strategi pemasaran yang berorientasi pelanggan.

Kita dapat mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai: seni dan ilmu untuk memilih/menetapkan target pasar dan membangun hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan.

Untuk merancang strategi pemasaran yang menarik, manajer pemasaran harus menjawab dua pertanyaan penting:
1.  Apa yang dapat kita berikan pada pelanggan (apa target pasar kita)?
2.  Bagaimana kita dapat memberikan yang terbaik kepada pelanggan (tawaran nilai apa yang kita berikan)?

3.1 Selecting Customer to Serve

Perusahaan, pertama harus memutuskan siapa yang dilayani (who it will serve?). Caranya  dilakukan dengan membagi pasar menjadi segmen-segmen pelanggan (market segmentation) dan memilih segmen mana yang akan dilayani (target marketing).


Sehingga, manajer pemasaran harus memutuskan pelanggan mana yang mereka jadikan target dan pada tingkat, waktu, dan sifat dari permintaan. Secara sederhana, manajemen pemasaran adalah pengelolaan pelanggan dan pengelolaan demand.

3.2 Choosing a Value Proposition

Perusahaan juga harus memutuskan bagaimana akan melayani pelanggan yang ditargetkan – bagaimana perusahaan akan membedakan dan memposisikan dirinya di pasar.
A company’s value proposition adalah serangkaian manfaat/benefit atau nilai yang dijanjikan untuk ditawarkan kepada pelanggan guna memuaskan kebutuhan/kepentingan mereka.

Porsche menjanjikan kinerja dan kepuasan berkendara:
“What a dog feels like when its leash breaks”

“Value proposition” ini membedakan satu brand dengan yang lain, menjawab pertanyaan pelanggan: “why should I buy your brand rather than a competitors?”  Perusahaan-perusahaan harus mendsain value proposition  yang kuat yang memberikan mereka keunggulan/keuntungan terbesar dalam target pasar mereka.

3.3 Marketing Management Orientations

Orientasi Perusahaan Terhadap Pasar

Manajemen pemasaran menginginkan untuk mendesain strategi-strategi yang akan membagun hubungan yang menguntungkan dengan konsumer target. Akan tetapi philosophy apa yang akan mengarahkan strategi-strategi marketing ini? Apa keutamaan yang akan diberikan untuk kepentingan pelanggan, organisasi, dan masyarakat? Seringkali ini terjadi konflik kepentingan.

Ada lima konsep alternatif dimana organisasi-organisasi mendesain dan melaksanakan strategi-strategi pemasaran mereka berdasarkan atas konsep ini:
-          The production concept
-          The product concept
-          The selling concept
-          The marketing concept, and
-          The societal marketing concept
1.   The Production Concept

The Production Concept beranggapan bahwa konsumen akan menyenangi produk-produk yang tersedia dan sangat terjangkau/murah. Oleh karenanya, manajemen akan fokus pada perbaikan produksi dan efisiensi distribusi. Konsep ini merupakan orientasi tertua yang digunakan para pengusaha/penjual.

Konsep produksi masih merupakan philosophi yang berguna dalam dua type situasi. Pertama terjadi bila permintaan akan produk melebihi suplai. Disini manajemen akan mencari cara-cara untuk meningkatkan produksi.
Situasi kedua terjadi bila biaya produksi terlalu tinggi dan perbaikan produktifitas diperlukan untuk menurunkannya.
Contoh, philosophy Henry Ford sewaktu menyempurnakan produksi mobil Model T dengan mengurangi biaya sehingga lebih banyak konsumer dapat membelinya. Dengan bercanda Henry Ford menawarkan kepada konsumen sebuah mobil dengan warna apa saja sepanjang mobil itu berwarna hitam. He joked about offering people, a car of any color as long as it was black”
Meskipun terpakai dalam beberapa situasi, konsep produksi dapat mengarah ke “marketing myopia”

Perusahaan-perusahaan yang mengadopsi orientasi ini, fokusnya terlalu sempit hanya pada kepentingan operasinya sendiri, dan tidak melihat pada tujuan yang sesungguhnya – kepuasan kepentingan pelanggan dan membangun hubungan pelanggan.

2.   The Product Concept

The Product Concept beranggapan bahwa konsumen akan menyenangi produk-produk yang ditawarkan terbaik dalam kualitas, kinerja, dan tampilan yang inovatif. Dengan konsep ini, strategi pemasaran berfokus pada perbaikan produk berkelanjutan (Continuous product improvements).
Dikalangan pabrikan/manufaktur, sebagian percaya bahwa jika mereka dapat membuat “a better mousetrap, the  world will beat a path to  their door”. Tapi mereka sering terkaget-kaget. Pembeli mungkin saja mencari solusi terbaik untuk masalah tikus rumah tapi tidak terlalu penting untuk sebuah perangkap tikus yang lebih baik. Lebih-lebih lagi, sebuah perangkap tikus yang baik tidak akan terjual terkecuali pabrikan mendesain, mengemas, dan harganya menarik, menempatkannya dichanel distribusi yang memuaskan, menarik perhatian orang-orang yang membutuhkan, dan meyakinkan pembeli bahwa produk ini adalah produk lebih baik.

Oleh kerenanya, konsep produk juga mengarah ke “marketing myopia”. Sebagai contoh, manajemen kereta api pernah berpikir bahwa pengguna menginginkan kereta api dari pada transportasi lain dan mengabaikan perkembangan tantangan seperti: penerbangan, bus, truk, dan mobil-mobil pribadi.

Kodak pernah beranggapan bahwa konsumen menginginkan film photographic daripada cara untuk menangkap dan membagi kenangan (to capture and share memories) dan pada awalnya mengabaikan tantangan dari kamera digital. Meskipun Kodak sekarang memimpin pasar kamera digital dalam hal penjualan, tapi Kodak belum mampu menghasilkan keuntungan yang signifikan dari bisnis ini.

3.   The Selling Concept

Banyak perusahaan menerapkan konsep ini dan beranggapan bahwa konsumen tidak akan begitu tertarik membeli produk-produk perusahaan terkecuali melakukan usaha penjualan dan pemasaran sekala besar.

Konsep ini khususnya dilaksanakan untuk barang-barang yang tidak dicari yaitu barang-barang yang pembeli umumnya tidak terpikirkan untuk membeli: seperti asuransi. Industri ini harus bagus dalam menarik/mendapatkan prospek/pembeli dan berusaha menjual keunggulan produk mereka.

Umumnya perusahaan menjalankan konsep menjual ketika dihadapkan pada over kapasitas. Tujuannya adalah untuk menjual apa yang mereka buat daripada membuat apa yang diinginkan pasar. Strategi marketing ini beresiko tinggi, fokusnya pada menghasilkan transaksi penjualan daripada membangun jangka panjang dan hubungan konsumer yang saling menguntungkan.

4.   The Marketing Concept

            Konsep ini beranggapan bahwa pencapaian tujuan organisasi tergantung pada pemahaman kebutuhan dan keinginan target pasar dan deliveri dengan baik kepuasan yang diinginkan dibandingkan yang pesaing lakukan.
            Konsep marketing, fokus dan nilai pelanggan adalah jalan untuk menjual dan keuntungan. Sebagai pengganti konsep produk “make and sell  philosophy”, konsep pemasaran adalah berorientasi kepada pelanggan “sense and respond philosophy.”

            Konsep ini memandang marketing tidak seperti “hunting”, tapi seperti “gardening”.

     Pekerjaannya tidak mencari pelanggan yang tepat untuk produknya, tapi mencari/menemukan produk yang tepat untuk pelanggan anda.

      Figure 1, membedakan konsep menjual dan konsep marketing. Konsep menjual mengikuti perspektif dari dalam ke luar (inside—out perspective). Dimulai dengan pabrik, fokus pada produk perusahaan yang sudah ada, dan melakukan penjualan serta promosi besar-besaran untuk memperoleh laba penjualan. Konsep ini fokusnya terutama menarik pelanggan- mengejar penjualan jangka pendek dengan sedikit kepedulian mengenai siapa yang membeli atau mengapa.

      Berbeda dengan konsep marketing mengikuti perspektif dari luar ke dalam (outside – in perspective). Konsep marketing dimulai dengan menetapkan pasar yang tepat, fokus pada kepentingan pelanggan, dan mengintegrasikan semua aktifitas pemasar yang mempengaruhi pelanggan. Sehingga, hasil keuntungan diperoleh dengan menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan yang tepat berdasarkan nilai dan kepuasan pelanggan.


     
Pemasaran yang dikendalikan pelanggan (Customer-driven marketing) biasanya berjalan baik ketika kebutuhan benar-benar jelas dan ketika pelanggan mengetahui apa yang mereka inginkan.

Dibanyak kasus, sayangnya pelanggan tidak mengetahui apa yang mereka inginkan atau bahkan apa  yang mungkin.
Contoh, 20 tahun yang lalu, berapa banyak konsumen yang pernah berfikir untuk meminta atau menanyakan telepon cell, mesin fax, home copiers, 24-hour online buying, DVD players, dan lain-lain? Situasi ini menuntut “customer driving marketing”- memahami kebutuhan-kebutuhan pelanggan rata-rata lebih baik dari yang pelanggan sendiri lakukan dan menciptakan produk-produk dan jasa yang akan cocok dengan kebutuhan yang ada, sekarang dan nantinya.
Ketika pimpinan visioner Sonny, Akeo Morita, mengatakan:

“Our plan is to lead the public with new products rather than ask them what kinds of products they want. The public does not know what is possible, but we do.”

“Rencana kami adalah untuk membawa kepada publik, produk-produk baru daripada bertanya kepada mereka apa jenis-jenis produk yang mereka inginkan. Publik tidak mengetahui apa yang mungkin, tapi kami bisa. “

Menurut seorang eksekutif 3M:

“Our goal is to lead customers where they want to go before they know where they want to go.”

Tujuan kami adalah mengarahkan pelanggan kemana mereka ingin pergi sebelum mereka tahu kemana mereka ingin pergi.”

5.       The Societal Marketing Concept

Konsep ini mempertanyakan apakah konsep pemasaran benar-benar mengabaikan peluang konflik antara keinginan jangka pendek konsumen dan kesejahteraan jangka panjang konsumen.
Konsep marketing berwawasan sosial berpendapat bahwa strategi marketing sebaiknya memberikan/menawarkan nilai kepada pelanggan dalam cara yang  menjaga atau memperbaiki keduanya, pelanggan dan kesejahteraan masyarakat.

Pertimbangkan industri fast-food berikut. Anda dapat melihat serangkaian bisnis raksasa fast-food sekarang ini, yang menawarkan makanan dengan rasa dan kenyamanan dengan harga yang sangat terjangkau. Namun banyak konsumen dan kelompok-kelompok lingkungan menyuarakan kepedulian. Kritik-kritik ditujukan bahwa hamburger, fried chicken, french fries dan kebanyakan makanan cepat saji tinggi dalam lemak dan garam. Makanan –makanan ini umumnya “super-sized”, yang menyebabkan konsumen kelebihan makan dan penyebab efidemik obesitas nasional.
Produk-produk dikemas dalam kemasan yang menarik, tapi menimbulkan sampah dan polusi. Sehingga memuaskan keinginan-keinginan jangka pendek konsumen, keberhasilan luar biasa usaha fast-food dapat merugikan kesehatan masyarakat dan menyebabkan problem-problem lingkungan jangka panjang.

Gambar 1.4. memperlihatkan perusahaan-perusahaan seharusnya mempertimbangkan tiga keseimbangan dalam menyusun strategi pemasaran mereka: keuntungan perusahaan, keinginan konsumen, dan kepentingan masyarakat.


 Johnson & Johnson melakukan ini dengan baik. Perusahaan ini peduli terhadap kepentingan masyarakat yang diringkas dalam dokumen perusahaan yang disebut “Our Credo,” yang menekankan kejujuran, integritas, dan menempatkan orang-orang didepan sebelum keuntungan. Dengan credo ini, J & J lebih memilih resiko kerugian besar daripada memberikan sejumlah atau dari salah satu produknya yang buruk .

Pertimbangkan kasus yang sangat tragis dimana 8 orang meninggal karena menelan kapsul “cyanidelaced Tylenol, “ merek  J & J. meskipun JJ percaya bahwa perubahan  capsul-capsul tersebut hanya terjadi di beberapa toko, tidak di pabrik, perusahaan dengan cepat menarik produk-produk tersebut dari pasar. Penarikan ini membebani perusahaan dengan kehilangan 240 juta dolar keuntungan. Dalam jangka panjang untungnya penarikan cepat tylenol oleh perusahaan memperkuat keyakinan/kepercayaan dan kesetiaan dari konsumen. Tylenol tetap merupakan salah satu merek terkenal nasional untuk pengobatan mengurangi rasa sakit.

Manajemen J & J telah belajar untuk melakukan apa-apa yang benar yang memberikan keuntungkan kepada  konsumen dan perusahaan.

Pimpinan Eksekutif  J & J mengatakan:

“The Credo should not be viewed as some kind of social welfare program…it’s just plain good business. If we keep trying to do what’s right, at the end of the day we believe the marketplace will reward us.”

Sehingga, beberapa tahun kemudian, dedikasi J & J terhadap pelayanan kepada konsumen dan masyarakat telah membuatnya menjadi salah satu perusahaan di Amerika yang di hargai dan paling menguntungkan/profitable.


Company Profile

COMPANY PROFILE
PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE, Tbk

Logo UMB.jpg



Nama             : Intan Tiara Permatasari
NIM                 : 43113120033
Fakultas         : Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Jurusan         : Manajemen Ekonomi Dan Bisnis
                       
           


Universitas Mercu Buana
Jakarta
2014


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………          3
DAFTAR ISI…………………………………………………………………          2
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Deskripsi Adira Finance. ………………………………………....  4    
1.2. Visi dan Misi…. ……………………………………………………  5
1.3 Nilai-Nilai Perusahaan. ……………………………………………  6  
BAB II PEMBAHASAN
2.1.  Strategi Perusahaan . ………………….………………………..  8
2.2. Struktur Organisasi Perusahaan ………………..………………  9         
2.3. Dewan Komisaris…… ……………………………...……………. 10
2.4. Dewan Direksi………………..……………………………............ 12
2.5. Logo Adira Finance……………………………………………….  14
2.6. Kegiatan Usaha…………………………………………………… 18

BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ……………………………...………………..………. 21
3.2. Saran……………………………………………………………….. 21











KATA PENGANTAR


                   Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat yang telah di limpahkan-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sukses Dalam Islam “. Makalah ini berfokus pada Company Profile PT. Adira Dinamika Multi Finance, Tbk.
                   Dalam rangka ikut berperan serta menunjang proses perkuliahan, kami tim penyusun menyelesaikan sebuah karya dalam bentuk makalah sebagai pelengkap tugas mata kuliah  (Pengantar Manajemen) Program ini bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk memahami profile suatu perusahaan.
                   Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam menyusun karya tulis ini, khususnya kepada  Ibu Laurencia Safitri K. MM yang telah banyak memberi kontribusi pengarahan kepada saya.
                   Tak ada gading yang tak retak. Saya menyadari karya tulis ini memiliki kelemahan dan kekurangan baik dalam segi penulisan maupun penyusunan kata, kiranya semua pihak yang menggunakannya dapat memberi sumbangsih pemikiran demi kesempurnaan karya tulis ini.


                                                                                    Jakarta, 5 Desember 2014


Intan Tiara Permatasari
NIM 43113120033


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.        Deskripsi Adira Finance

PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk atau Adira Finance didirikan pada tahun 1990 dan mulai beroperasi pada tahun 1991. Sejak awal Perusahaan telah berkomitmen untuk menjadi perusahaan yang terbaik dan terkemuka di sektor pembiayaan yang melayani pembiayaan beragam merek, baik untuk sepeda motor maupun mobil, baru maupun bekas. Melihat pada adanya potensi untuk mengembangkan usaha lebih lanjut, Adira Finance melakukan penawaran umum perdana atas sahamnya pada tahun 2003, yang mana Bank Danamon menjadi pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan saham sebesar 75%, dilanjutkan dengan melakukan akuisisi selanjutnya sebesar 20% saham, menjadikan Bank Danamon memiliki kepemilikan saham sebesar 95% pada tahun 2009. Dengan demikian, Adira Finance menjadi bagian dari Temasek Holdings, perusahaan investasi plat merah asal Singapura.
Memasuki tahun 2013, perekonomian Indonesia mulai mengalami serangkaian tekanan. Pada kondisi ekonomi dunia di mana harga komoditas masih melanjutkan tren penurunan yang memberikan indikasi telah berakhirnya supercycle, ditambah lagi rencana pengurangan stimulus (Quantitative Easing) oleh Federal Reserve, Amerika Serikat, yang menimbulkan kepanikan pada perekonomian secara global dan berujung pada aliran dana asing keluar dari Indonesia.
Tekanan pada ekonomi global kemudian berdampak pada neraca perdagangan Indonesia sepanjang tahun 2013 yang mencatatkan defisit sebesar USD 7,3 miliar. Kondisi inipun turut membuat nilai tukar rupiah terdepresi hingga ditutup pada Rp12.160 per dollar AS. Inflasi melonjak hingga hingga menyentuh tingkat 8,38% pada tahun 2013, dan sebagai langkah pengendalian inflasi, Bank Indonesia mengerek suku bunga acuan secara bertahap hingga ditutup pada tingkat 7,5% pada akhir tahun 2013. Dengan demikian, pada tahun 2013, Indonesia mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,8%.
Walaupun kesemua kondisi di atas tidak terlihat kondusif, namun sesungguhnya perekonomian Indonesia masih kuat secara fundamental. Hal ini dapat dilihat dari industri otomotif Indonesia yang masih mencatatkan pertumbuhan pada tahun 2013, yakni tumbuh 9% untuk penjualan sepeda motor nasional menjadi 7,8 juta unit dan 10% untuk penjualan mobil nasional menjadi 1,3 juta unit.
Saat ini, Adira Finance telah berhasil menjadi salah satu perusahaan pembiayaan otomotif terbesar di Indonesia berdasarkan pencapaian laba, pembiayaan baru dan piutang yang dikelola. Dengan didukung oleh lebih dari 28 ribu karyawan dan 667 jaringan usaha yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, Adira Finance melayani lebih dari 3,7 juta konsumen dengan jumlah piutang yang dikelola sebesar Rp48,3 triliun dan menguasai pangsa pasar 12,6% untuk sepeda motor baru dan 5,4% untuk mobil baru.
Dengan pencapaian tersebut, Adira Finance menjadi kontributor yang signifikan terhadap total portofolio Danamon. Di tahun 2013, Adira Finance telah menyumbang 34% dari total portofolio dan 65% kepada segmen kredit mass-market Bank Danamon.
Guna menghadapi meningkatnya tantangan dan risiko pada tahun 2014 ini, Perusahaan telah mendefinisikan strategi korporasinya dengan tagline “Together We Go To The Next Level Through: Customer Engagement”, di mana strategi tersebut telah dilakukan sosialisasi kepada seluruh karyawan Perusahaan.

1.2.        Visi dan Misi
Visi
Menciptakan nilai bersama demi kepentingan perusahaan dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Misi
  • Menyediakan produk dan pelayanan yang beragam sesuai siklus kehidupan pelanggan
  • Memberikan pengalaman yang menguntungkan dan bersahabat kepada pemangku kepentingan
  • Memberdayakan komunitas untuk mencapai kesejahteraan
Pernyataan Visi dan Misi di atas telah memperoleh persetujuan dari Direksi Perusahaan pada tanggal 9 Juni 2014 dan disosialisasikan kepada Karyawan Perusahaan.
1.3.        Nilai – Nilai Perusahaan
Adira TOP selalu menjadi bagian dari nilai-nilai pribadi setiap karyawan Adira Finance dan merupakan suau budaya yang menggerakkan aktivitas bisnis perusahaan.
(Advance) Keunggulan
·         Satu langkah lebih baik dan lebih cepat dibandingkan orang lain pada umumnya atau pesaing;
·         Mempunyai gambaran ke depan yang jelas dan terarah; dan
·         Handal mengambil keputusan dengan cepat dan tepat dalam segala keadaaan.
(Discipline) Disiplin
  • Mengarah kepada sesuatu yang lebih baik melalui proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan perbaikan secara terus-menerus;
  • Cara berpikir dan cara bersikap yang sesempurna mungkin; dan
  • Bersikap disiplin sesuai dengan norma organisasi.

(Integrity) Integritas
  • Berkomitmen yang disertai dengan sikap yang konsisten;
  • Dapat dipercaya (jujur dan tulus);
  • Dapat menjaga etika usaha;
  • Mempunyai rasa memiliki yang tinggi; dan
  • Menjadi panutan bagi karyawan lainnya.
(Reliable) Dapat Diandalkan
  • Mempunyai mental seorang juara, yang tercermin dari perilaku yang senantiasa berpikir positif dan cerdas; dan
  • Rasa tanggung jawab yang penuh terhadap segala sesuatu yang dilakukan. (Accountable) Akuntabilitas
  • Menyampaikan sesuatu berlandaskan pada data fakta; dan
  • Keterbukaan yang obyektif dan bijaksana.

(Teamwork) Kerjasama
  • Sinergi;
  • Bersedia berkorban satu sama lain; dan
  • Tidak saling menyalahkan satu sama lain.

(Obsessed) Motivasi Tinggi
  • Bekerja dengan proses yang benar dan berorientasi pada hasil yang optimal;
  • Motivasi yang tinggi dalam bentuk bersedia melakukan pekerjaan lebih dan bersikap proaktif;
  • Meningkatkan keahlian; dan
  • Saling menjaga atau memelihara satu sama lain.

(Professional) Profesional
  • Berorientasi kepada konsumen;
  • Kemampuan memimpin yang handal; dan
  • Mempunyai jiwa kewirausahaan yang mampu mengkalkulasikan risiko, inovatif dan kreatif.


BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1.        Strategi Perusahaan

1.    Fokus kepada Portofolio dengan Tingkat Pengembalian yang Tinggi
Perusahaan memfokuskan aktivitas pembiayaannya pada aset dengan tingkat pengembalian yang tinggi, dengan tetap memperhatikan kualitas dari aset tersebut.
2.    Penerapan Manajemen Risiko Secara Hati Hati
Kajian secara menyeluruh atas kemampuan finansial dari setiap calon konsumen dan mewajibkan pembayaran minimum atas uang muka.
3.    Komitmen untuk Produktifitas dan Efisiensi
Penyempurnaan sistem dan prosedur secara terus menerus untuk meningkatkan produktifitas, mendukung aktivitas keuangan dan meningkatkan efisiensi.
4.    Hubungan yang Kuat dan Erat
Perusahaan sangat menyadari bahwa hubungan yang kuat dan erat dengan konsumen dan rekan usaha merupakan salah satu kunci kesuksesan Perusahaan. Oleh karena itu, Perusahaan senantiasa berupaya menjaga hubungan baik serta meningkatkan kepercayaan dan kepuasan baik bagi konsumen maupun rekan usaha.
5.    Perluasan Layanan Usaha
Dalam upaya untuk menjangkau dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen dan rekan usaha, Perusahaan terus mengembangkan layanan usahanya agar dapat semakin dekat dengan konsumen dan rekan usaha.
6.    Pengembangan Teknologi Informasi dan Sumber Daya Manusia
Perusahaan sangat memahami bahwa teknologi informasi dan sumber daya manusia memegang peranan penting untuk mendukung pertumbuhan Perusahaan. Oleh karena itu, Perusahaan senantiasa berupaya untuk mengembangkan teknologi informasi dan sumber daya manusianya secara berkesinambungan.
7.    Sinergi dengan Perusahaan Induk, PT Bank Danamon Indonesia Tbk
Produk-produk gabungan, perluasan jaringan dan potensi usaha berbasis konsumen dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk telah menciptakan sinergi usaha yang strategis.
8.    Diversifikasi Sumber Pendanaan yang Seimbang
Perusahaan selalu berusaha dalam mencari sumber pendanaan yang stabil dan kompetitif dalam mencukupi kebutuhan pendanaan, selain dengan dukungan penuh dari Induk Perusahaan, Adira Finance juga bergerak ke arah diversifikasi ke berbagai pilihan yang tersedia dalam pasar modal dalam upaya menangkap peluang bisnis yang ada sehingga akan terus terjaga struktur pendanaan yang efektif dan seimbang.

2.2.        Struktur Organisasi Perusahaanhttp://www.adira.co.id/pagesfile/struktur-organisasi_large.jpg

2.3.        Dewan Komisaris

http://www.adira.co.id/pagesfile/ho-hon-cheong_large.jpg 

Warga Negara Malaysia, 58 tahun. Memperoleh gelar Master in Business Administration dari Mc Gill University, Amerika Serikat, pada tahun 1980.

Diangkat sebagai Komisaris Utama Perusahaan dalam RUPS Tahunan pada tanggal 28 April 2011 dan diangkat kembali berdasarkan RUPS Tahunan tanggal 7 Mei 2012.
http://www.adira.co.id/pagesfile/djoko-sudyatmiko_large.jpg 

Warga Negara Indonesia, 68 tahun. Memperoleh gelar Sarjana Muda di bidang Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung pada tahun 1968.

Diangkat sebagai Komisaris Independen Perusahaan pertama kali dalam RUPS Tahunan tanggal 23 Juni 2004 dan terakhir diangkat sebagai Komisaris merangkap Komisaris Independen Perusahaan dalam RUPS Tahunan tanggal 7 Mei 2012.
http://www.adira.co.id/pagesfile/eng-heng-nee-philip_large.jpg 

Warga Negara Singapura, 66 tahun. Memperoleh gelar Bachelor of Commerce di bidang Akuntansi dari University of New South Wales, Australia, pada tahun 1969 dan menjadi Anggota dari the Institute of Chartered Accountants di Australia sejak tahun 1971.

Diangkat sebagai Komisaris Independen Perusahaan pertama kali dalam RUPS Tahunan tanggal 5 Juni 2007 dan terakhir diangkat sebagai Komisaris merangkap Komisaris Independen Perusahaan dalam RUPS Tahunan tanggal 7 Mei 2012.
http://www.adira.co.id/pagesfile/pande-radja-silalahi_large.jpg 

Warga Negara Indonesia, 63 tahun. Memperoleh gelar Ph.d di bidang Public Finance dari Kobe University of Commerce, Jepang pada tahun 1980.

Diangkat sebagai Komisaris Independen Perusahaan pertama kali dalam RUPS Tahunan tanggal 28 April 2011 dan terakhir diangkat sebagai Komisaris merangkap Komisaris Independen Perusahaan dalam RUPS Tahunan tanggal 7 Mei 2012.
http://www.adira.co.id/pagesfile/muliadi-rahardja_large.jpg 

Warga Negara Indonesia, 53 tahun. Memperoleh gelar Master in Business Administration dari Massachusetts Institute of Technology, Amerika Serikat, pada tahun 1998 dan gelar Sarjana Akuntasi dari Universitas Indonesia pada tahun 1984.

Diangkat sebagai Komisaris Perusahaan pertama kali dalam RUPS Tahunan tanggal 7 April 2010 dan terakhir diangkat sebagai Komisaris Perusahaan dalam RUPS Tahunan tanggal 7 Mei 2012.
http://www.adira.co.id/pagesfile/vera-eve-lim_large.jpg 

Warga Negara Indonesia, 47 tahun. Memperoleh gelar Sarjana Akuntansi dari Universitas Tarumanagara pada tahun 1989.

Diangkat sebagai Komisaris Perusahaan pertama kali dalam RUPS Tahunan tanggal 7 April 2010 dan terakhir diangkat sebagai Komisaris Perusahaan dalam RUPS Tahunan tanggal 7 Mei 2012.


2.4.        Dewan Direksi
http://www.adira.co.id/pagesfile/willy-suwandi-dharma_large.jpg 

Warga Negara Indonesia, 56 tahun. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Terbuka, Jakarta pada tahun 1992 dan gelar Sarjana Pertanahan (Insinyur) dari Institut Pertanian Bogor pada tahun 1981.

Diangkat sebagai Direktur Utama Perusahaan pertama kali dalam RUPS Tahunan tanggal 17 Mei 2012.
http://www.adira.co.id/pagesfile/marwoto-soebiakno_large.jpg 

Warga Negara Indonesia, 46 tahun. Memperoleh gelar Sarjana Manajemen dari Universitas Kristen Duta Wacana pada tahun 1990.

Diangkat sebagai Direktur Perusahaan pertama kali dalam RUPS Tahunan tanggal 23 Januari 2002 dan terakhir diangkat sebagai Wakil Direktur Utama Perusahaan pada tanggal 17 Mei 2013.
http://www.adira.co.id/pagesfile/hafid-hadeli_large.jpg 

Warga Negara Indonesia, 49 tahun. Memperoleh gelar sarjana Akuntansi dari Universitas Trisakti pada tahun 1988.

Diangkat sebagai Direktur Perusahaan pertama kali dalam RUPS Tahunan tanggal 21 Juni 2006 dan terakhir diangkat sebagai Direktur Perusahaan pada tanggal 17 Mei 2013.
http://www.adira.co.id/pagesfile/ho-lioeng-min_large.jpg 

Warga Negara Indonesia, 44 tahun. Memperoleh gelar Magister Manajemen dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 2006 dan gelar Sarjana Teknik dari Universitas Indonesia pada tahun 1992.

Diangkat sebagai Direktur Perusahaan pertama kali dalam RUPS Tahunan tanggal 1 April 2009 dan terakhir diangkat sebagai Direktur Perusahaan pada tanggal 17 Mei 2013.
http://www.adira.co.id/pagesfile/i-dewa-made-susila_large.jpg 

Warga Negara Indonesia, 42 tahun. Memperoleh gelar Magister Manajemen dari Sekolah Tinggi Manajemen PPM (IPPM) pada tahun 1995 dan gelar Sarjana Agribisnis dari Institut Pertanian Bogor pada tahun 1993. Mendapatkan gelar Chartered Financial Analyst (CFA) dari Association Investment Management and Research pada tahun 2003

Diangkat sebagai Direktur Perusahaan pertama kali dalam RUPS Tahunan tanggal 7 April 2010 dan terakhir diangkat sebagai Direktur Perusahaan pada tanggal 17 Mei 2013.
http://www.adira.co.id/pagesfile/cornel-hugroseno_large.jpg 

Warga Negara Indonesia, 48 tahun, Memperoleh Gelar Insinyur Teknik Informatika diraihnya dari Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta pada tahun 1989. Saat ini beliau juga menjabat sebagai Ketua Bidang Teknologi Informasi di Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI).

Diangkat sebagai Direktur Perusahaan pertama kali dalam RUPS Tahunan tanggal 17 Mei 2013.
http://www.adira.co.id/pagesfile/swandajani-gunadi_large.jpg



Warga Negara Indonesia, 39 tahun, bergabung dengan Perusahaan sejak tahun 2002 sebagai Kepala Departemen Sumber Daya Manusia, Memperoleh Gelar Sarjana Agronomi dari Institut Pertanian Bogor di Bogor pada tahun 1995

Diangkat sebagai Direktur Perusahaan pertama kali dalam RUPS Tahunan tanggal 17 Mei 2013.


2.5.        Logo Adira Finance
Logo Adira Finance terbuat dari beberapa karakter huruf yang dirancang khusus, dan bukan menggunaan jenis huruf yang ada. Karena itu tidak diperkenankan untuk membuat reproduksi logo dengan menggunakan jenis huruf yang umum.

Logo ini menggambarkan citra :
  • Modern dan berpikiran maju
  • Dinamis dalam mengikuti perubahan trend dan tekhnologi
  • Fleksibel dan ramah melayani
Struktur pada logo menunjukan hubungan fisik antara jenis logo dengan simbol yang menjadi bagian tak terpisahkan satu sama lain. Logo Adira Fnance merupakan bentuk gambar yang menggunakan tulisan ADIRA sebagai simbolnya.

 
http://www.adira.co.id/pagesfile/logo-01_large.jpg
Ketika akan mengaplikasikan logo ini, hindari untuk melakukan perubahan ukuran pada logo diluar dari standard yang telah ditetapkan. Selalu gunakan petunjuk penggunaan ini, agar dapat menghindari kesalahan dalam pengaplikasian logo Adira Finance
Ukuran minimal logo dan jarak pengaplikasian logo Adira Finance
Jarak kosong yang dimiliki pada logo akan memberikan bagian lepas dari elemen lain, seperti teks atau grafik yang akan menjadi bagian dari simbol logo Adira Finance. Jarak kosong ini , akan memaksimalkan pandangan terhadap logo yang ada.

Dibawah ini adalah contoh ukuran minimal pada pengaplikasian logo dan jarak kosong pada logo Adira Finance

http://www.adira.co.id/pagesfile/logo-02_large.jpg
Warna Logo Adira Finance
Warna dasar logo Adira Finance adalah hitam aksen emas dan platinum. Warna ini dipilih untuk memberikan citra tegas dan berwibawa. Logo Adira Finance dapat diterapkan ke dalam latar belakang warna putih ataupun latar belakang dengan warna terang pada penggunaan nya di dalam printing materials. Hal utama yang harus diperhatikan adalah menjamin setiap penggunaan logo Adira Finance sesuai dengan harmonisasi warna CMYK yang sudah dipilih dan dijadikan sebagai warna standar pada setiap simbol maupun jenis huruf yang bersatu dalam logo Adira Finance. Warna platinum menyimbolkan intelektualitas dan teknologi yang tinggi. Warna ini banyak digunakan untuk menggambarkan millennium dan masa depan.
Sebagai warna logam, silver mencerminkan jiwa muda pemakainya. Secara kesatuan, logo Adira Finance mencerimkan kesatuan yang lebih bersifat holistik. Sebagai sebuah perusahaan yang sudah berkembang secara baik di setiap aspek yang ada dalam perusahaan. Apabila kemudian pada pengaplikasiannya logo Adira Finance harus diterapkan dalam latar belakang hitam maupun latar belakang gelap , maka diperkenankan untuk dapat diberikan aksen garis putih sebagai list dengan ketentuan yang sudah ditetapkan.

http://www.adira.co.id/pagesfile/logo-03_large.jpg








2.6.        Kegiatan Usaha Kami
http://www.adira.co.id/pagesfile/kegiatan-usaha-kami_large.jpg

Ruang Lingkup Pembiayaan
Pada saat ini, ruang lingkup perusahaan dalam pembiayaan meliputi :
 a. Pembiayaan Konsumen
 b. Sewa Guna Usaha
 c. Pembiayaan Konsumen Berdasarkan Prinsip Syariah
Pembiayaan Konsumen
Kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran. 1) 
1) Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.012/2006
Sewa Guna Usaha
Kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (Finance Lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (Operating Lease) untuk digunakan oleh Penyewa Guna Usaha (lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran.2)  
2) Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.012/2006
Pembiayaan Konsumen Berdasarkan Prinsip Syariah
Kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran sesuai dengan prinsip Syariah.3)
3) Peraturan Ketua Bapepam-LK No. PER-03/BL/2007
Unit Pembiayaan dan Target Pasar
Objek pembiayaan dari Adira Finance adalah Sepeda Motor dan Mobil untuk kategori mobil penumpang dan komersial, baik unit baru maupun bekas.
Sepeda Motor
Indonesia merupakan pasar sepeda motor terbesar di asia tenggara dan ketiga terbesar di dunia setelah China dan India.
Dari segi cara pembelian, sekitar 75% dari pembelian sepeda motor di Indonesia dilakukan secara kredit, sehingga Adira Finance hendak ikut berpartisipasi dalam pemberian kredit terhadap pembelian sepeda motor dimana sepeda motor merupakan pilihan favorit masyarakat Indonesia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Adira Finance memberikan fasilitas pemberian kredit kepada individu, kelompok nasabah atau perusahaan yang ingin membeli kendaraan baru atau bekas secara kredit dari berbagai merk.
Secara konsisten, Adira Finance selalu berusaha memberikan pelayanan maksimal untuk memenuhi kebutuhan akan sepeda motor baru maupun bekas kepada masyarakat Indonesia.
Mobil
Ditengah kondisi perekonomian dunia yang belum stabil disertai dengan pemberlakuan berbagai peraturan baru di dalam negeri, namun penjualan mobil tetap menunjukkan peningkatan yang tinggi. Kondisi ini menempatkan Indonesia sebagai Negara produsen dan pasar terbesar kedua di Asia Tenggara saat ini.
Didukung dengan kondisi pasar mobil di Indonesia yang cenderung stabil dan seiring dengan semakin pesatnya pertumbuhan industri mobil dan semakin banyaknya alternatif pilihan jenis mobil yang bisa dimiliki untuk mendukung berbagai jenis aktivitas mulai dari transportasi, usaha, dan keluarga, Adira Finance hendak ikut berpartisipasi dalam pemberian kredit terhadap pembelian mobil untuk mewujudkan kebutuhan masyarakat Indonesia .
Adira Finance memberikan fasilitas pemberian kredit kepada perorangan maupun perusahaan yang berkeinginan membeli mobil baru atau bekas untuk keperluan pribadi, operasional maupun usaha.
Didukung pengalaman di bidang pembiayaan konsumen selama lebih dari 20 tahun, Adira Finance menawarkan fasilitas pembiayaan mobil idaman baik mobil baru maupun mobil bekas dari berbagai macam merk.
















BAB III
PENUTUP
3.1.      Kesimpulan
                        PT. Adira Dinamika Multi Finance, Tbk  telah berkomitmen untuk menjadi perusahaan yang terbaik dan terkemuka di sektor pembiayaan yang melayani pembiayaan beragam merek, baik untuk sepeda motor maupun mobil, baru maupun bekas. Saat ini, Adira Finance telah berhasil menjadi salah satu perusahaan pembiayaan otomotif terbesar di Indonesia berdasarkan pencapaian laba, pembiayaan baru dan piutang yang dikelola. Dengan pencapaian tersebut, Adira Finance menjadi kontributor yang signifikan terhadap total portofolio Danamon
3.2.      Kritik dan Saran

               Demikian pembahasan dari makalah kami. Kami berharap semoga pembahasan dalam makalah ini dapat membantu dan bermanfaat bagi pembaca. Dan kami pun berharap pula kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan dalam tugas kami selanjutnya. Sekian dan terima kasih.